SEMARANG – Pj Wali Kota Banda Aceh, H Amiruddin SE MSi ikut hadir pada Rakernas ke X Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) yang diselenggarakan di Semarang.
Rakernas JKPI kali ini dibuka Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimun, Rabu (23/8/2023) di Ballrooom Borsumy, Kota Lama Semarang.
Amiruddin hadir bersama 72 kepala daerah lainnya yang menjadi anggota JKPI.
Pj Wali Kota Amiruddin mengatakan, sesuai dengan tema-nya “Pesona Pusaka Warisan Budaya Indonesia Sebagai Pengikat Keberagaman Budaya Dalam Bingkai Nusantara” Rakernas ini menjadi penguat dalam melestarikan keanekaragaman pusaka alam dan pusaka budaya di seluruh nusantara.
Lanjutnya, secara kolektif JKPI bergerak untuk membangun dan menguatkan nilai-nilai budaya, sejarah maupun kearifan lokal atau heritage.
Jaringan Kota Pusaka Indonesia, kata Amiruddin merupakan wadah strategis bagi Pemko Banda Aceh dalam upaya memajukan kota, karena Banda Aceh sendiri memiliki potensi kekayaan pusaka budaya, baik pusaka benda maupun pusaka budaya tak benda.
Sebagaimana diketahui, Banda Aceh memiliki banyak cagar budaya peninggalan masa Kerajaan Islam.
Ibu kota Provinsi Aceh itu juga memiliki kekayaan di bidang kuliner yang khas dan kesenian seperti tarian tradisional yang telah berproses menjadi warisan pusaka tak benda. JKPI bahkan pernah menobatkan Banda Aceh sebagai ibukota Kebudayaan Indonesia pada tahun 2021 lalu.
Kata Amiruddin, warisan tersebut menjadi modal bagi Banda Aceh untuk maju di sektor pariwisata karena telah dikenal di seluruh nusantara dan mancanegara.
“Ditambah dengan promosi yang gencar tentu akan menjadikan Banda Aceh sebagai destinasi wisata budaya. Harapannya Banda Aceh akan banyak dikunjungi wisatawan yang kemudian berdampak pada perekonomian masyarakat,” harap Amiruddin.
Sebelumnya, pada sesi pembukaan, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryati Rahayu selaku tuan rumah mengatakan Rakernas X digelar untuk mendorong pemerintah pusat agar lebih fokus pada JKPI, khususnya dalam mempercepat usulan World Heritage Site atau Situs Warisan Dunia dari The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).
Sosok yang akrab dipanggil Mba Ita itu mengajak para pemimpin daerah anggota JKPI untuk melakukan persiapan-persiapan jangka panjang Kota Pusaka di sektor sosial, ekonomi, pariwisata, pendidikan, dan kebudayaan.
Pada perhelatan Rakernas X JKPI menghasilkan beberapa rekomendasi. Salah satunya adalah mendorong penetapan percepatan situs warisan budaya oleh (UNESCO).
Hal tersebut perlu dilakukan sebagai manfaat dari pengembangan budaya maupun ekonomi sesuai dengan strategi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.
Para peserta Rakernas X JKPI pun juga sepakat mendorong pemerintah pusat untuk memprioritaskan kota/kabupaten sebagai kawasan yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Pemerintah pusat juga diminta untuk mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk cagar budaya nasional.[]