BANDA ACEH – Takbir keliling sudah ada dari tahun ketahun di Provinsi Aceh, sampai menjadi pawai rutinitas tahunan di malam hari raya, bahkan sampai menjadi suatu event perlombaan dalam memeriahkan malam hari raya, semaraknya malam lebaran dengan lantunan indah takbir dari remaja, pemuda, serta orang tua yang mengikuti pawai takbiran.
Namun PJ Gubernur Melalui dinas Syariat Islam Provinsi Aceh mengeluarkan edaran bahwasanya mentiadakan pawai takbiran Idul Fitri tahun 2024, sangat disayangkan jika perhelatan Akbar ini ditiadakan dengan pertimbangan Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Pilkada yang akan diselenggarakan di bulan mendatang.
Irwandi demisioner ketua Senat Mahasiswa UIN Ar-Raniry mengatakan “Bisa kita lihat bahwasanya pawai takbir keliling tidak menjadi ancaman bagi PON dan Pilkada, event ini hanya satu malam diselenggarakan dan ini merupakan tradisi masyarakat Aceh yang harus di selalu diselenggarakan sebagai wadah hiburan islami yang akan disaksikan oleh masyarakat Aceh”.
Pada tahun 2024 ini harapan besar masyarakat Aceh terlebih pemuda dan remaja untuk diadakannya kembali pawai takbir keliling untuk memeriahkan hari kemenangan ummat Islam di malam idul Fitri, sehingga malam lebaran dapat kembali hidup dengan lantunan-lantunan takbir yang indah di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
Mantan ketua Senat UIN ini juga menambahkan “banyak event yang diselenggarakan pada saat Ramadhan bahkan berhari-hari kita lihat, namun kenapa tidak dikaitkan dengan PON dan Pilkada, namun ketika pawai takbir keliling ini yang hanya diselenggarakan satu malam saja sudah dikaitkan dengan perhelatan PON dan Pilkada Aceh”
Kami memohon kepada pak PJ Gubernur Aceh, jangan hilangkan tradisi pawai takbir keliling di Aceh, kami memohon untuk tetap dilanjutkan dan diselanggarakan, karena ini memang adat dan budayanya masyarakat Aceh yang notabennya adalah ummat Islam, Pak PJ yang terhormat Dimasa kepemimpinan bapak tolong tunjukkan identitas Aceh yang sebenarnya, jangan hilangkan tradisi yang sudah menjadi rutinitas kita di provinsi Aceh.
Banyak masyarakat yang sudah merindukan adat ini, semoga dengan penuh kebijakan kegiatan agamis ini bisa dijalankan di tahun ini. (Rel)