Luhut Binsar: Banyak yang Terkejut dengan Danantara

Avatar
Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) mengikuti pelantikan menteri dan kepala lembaga tinggi negara Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024). Presiden Prabowo melantik 53 menteri dan kepala badan negara setingkat menteri dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Lmo/nym. /Hafidz Mubarak A ANTARA FOTO
Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) mengikuti pelantikan menteri dan kepala lembaga tinggi negara Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024). Presiden Prabowo melantik 53 menteri dan kepala badan negara setingkat menteri dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Lmo/nym. /Hafidz Mubarak A ANTARA FOTO

JAKARTA – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi sejumlah reaksi atas pengumuman rencana disahkannya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi sejumlah reaksi atas pengumuman rencana disahkannya.

Pertama-tama, ia mengatakan bahwa pembentukan BPI Danantara bakal membuat perusahaan milik negara bekerja lebih efisien dan transparan.

Menurut dia, lembaga pengelola aset negara tersebut adalah pilihan strategis pemerintah, apabila mempertimbangkan skema bisnis joint venture yang menggabungkan beberapa usaha.

Hal ini diucapkan Luhut saat ditemui usai acara Indonesia Economic Summit (IES) 2025 di Jakarta, Selasa, 18 Februari 2025.

“Danantara itu menurut saya suatu keputusan yang sangat strategis dari pemerintah. Karena mereka bisa joint venture dengan banyak perusahaan, sehingga banyak perusahaan-perusahaan itu jadi efisien, lebih transparan, bisa kita lihat dengan jelas,” kata dia.

Luhut menyampaikan, sudah banyak negara yang bersedia melakukan joint venture bersama BPI Danantara jika badan sudah diresmikan oleh pemerintah.

Satu di antaranya, yakni Abu Dhabi dengan maksud ekspansi bisnis ke sektor energi baru terbarukan (EBT).

“Saya kira sangat banyak. paling tidak yang saya tahu dengan Abu Dhabi,” ujar eks Menko Marinves ini.

Lebih lanjut ia mengakui adanya keterkejutan banyak pihak atas rencana peluncuran Danantara. Pasalnya, aset yang dikelola oleh badan ini memiliki nilai yang besar. Luhut menekankan, RI punya kapasitas secara finansial.

“Banyak pihak yang terkejut dengan adanya Danantara, mereka pikir Indonesia merupakan negara yang miskin,” kata Luhut.

7 BUMN yang Dikelola Danantara

BPI Danantara, yang merupakan singkatan dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, adalah lembaga yang fokus pada investasi dan pengelolaan aset.

Perusahaan ini beroperasi di berbagai sektor dan memiliki peran penting dalam mendukung pengembangan ekonomi serta inovasi di Indonesia.

BPI Danantara akan mengelola tujuh BUMN besar yang memiliki pengaruh besar di beberapa sektor, antara lain:

  1. Sektor Perbankan: Bank Mandiri
  2. Sektor Perbankan: Bank Rakyat Indonesia (BRI)
  3. Sektor Perbankan: Bank Nasional Indonesia (BNI)
  4. Sektor Energi: Pertamina
  5. Sektor Energi: PLN
  6. Sektor Telekomunikasi: Telkom
  7. Sektor Pertambangan: MIND ID

BPI Danantara diperkirakan akan mengelola aset senilai sekitar 900 juta dolar AS atau sekitar Rp9,729 triliun.

“Kami juga siap mengembangkan Danantara Indonesia, sumber kekayaan baru. Berdasarkan evaluasi awal, asetnya mencapai 900 juta dolar,” kata Prabowo Subianto, dalam sambutan virtualnya di World Government Summit, pada Kamis, 13 Februari 2025. (pikiran-rakyat)