Pj Sekda Bachtiar Dorong Generasi Muda Aceh Jadi Pemimpin yang Baik

Avatar

Bachtiar: Illiza Sa’aduddin Djamal sebagai contoh nyata kepemimpinan yang baik

BANDA ACEH – Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Banda Aceh, Bachtiar, tampil sebagai narasumber dalam acara Ramadan Leadership Camp Pemuda ICMI Aceh, di Gedung Majelis Wilayah KAHMI Aceh. Sabtu, 15 Maret 2025.

Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Ketua ICMI Aceh, Taqwandin, dan narasumber lainnya.

Dalam sesinya, Bachtiar membawakan materi bertajuk “Kepemimpinan dalam Perspektif Politik.” Ia menekankan bahwa proses politik merupakan langkah awal yang krusial untuk menjadi seorang pemimpin. Bachtiar juga menyoroti kepemimpinan Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, sebagai contoh nyata kepemimpinan yang baik.

“Belajar dan teruslah belajar jika ingin menjadi seorang pemimpin,” pesan Bachtiar kepada para peserta.

Ia menambahkan bahwa membaca adalah kunci utama, dan di era digital ini, akses informasi semakin mudah dengan adanya perangkat elektronik seperti ponsel.

Bachtiar menegaskan bahwa seorang pemimpin harus memiliki integritas, amanah, tabligh, dan fathanah. “Seorang pemimpin harus mampu menyampaikan kebenaran. Insya Allah, hal ini akan membawa perubahan positif,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan definisi kepemimpinan politik, yaitu kemampuan untuk memengaruhi orang lain dengan integritas. “Kita harus memiliki niat yang kuat untuk terus berbuat baik,” tegasnya.

Bachtiar menekankan pentingnya pengambilan keputusan yang bijaksana dan sesuai aturan. Ia juga mengapresiasi karakter kepemimpinan Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal yang dinilai ideal, di mana visi dan misi yang telah ditetapkan dijalankan dengan baik, bukan sekadar janji.

“Visi Banda Aceh saat ini adalah kolaborasi, di mana kota ini menjalin kerja sama dengan berbagai pihak,” jelasnya.

PJ Sekda Bachtiar juga menguraikan tantangan kepemimpinan politik di era modern, antara lain dinamika globalisasi dan teknologi, partisipasi publik yang rendah, polarisasi publik dan radikalisme, serta tuntutan transparansi dan akuntabilitas.

Selanjutnya, Bachtiar menjelaskan mengenai model kepemimpinan di Aceh, yang mencakup kepemimpinan dalam perspektif Islam, kepemimpinan dalam sejarah Aceh, dan relevansi model kepemimpinan Aceh di era modern.

Mengenai peran pemuda dalam kepemimpinan politik, Bachtiar menyampaikan, “Cepat atau lambat, adik-adik mahasiswa akan menjadi pemimpin selanjutnya untuk Banda Aceh, Aceh, atau Indonesia. Saya sangat mengapresiasi kawan-kawan semua yang telah menyelenggarakan acara seperti ini di bulan Ramadhan.”

Terakhir, Bachtiar mengajak pemuda untuk melakukan hal-hal baik, dimulai dari bekerja dengan baik. “Menjadi orang baik harus dimulai dengan mengonsumsi makanan yang baik, karena makanan yang baik dan halal akan membentuk karakter kita menjadi baik. Makan yang halal di dapatkan dari bekerja yang baik. Dengan demikian, kita tidak akan melakukan hal-hal kotor ketika menjadi pemimpin, seperti korupsi,” pungkasnya.(CM)